Jumat, 19 November 2010

Touring Sehari ke Pantai Karanggoso dan Guo Lowo, Trenggalek (part-1)

Pas hari raya Idul Adha atau yang biasa disebut oleh orang jawa dengan riyoyo besar ini banyak teman saya yang pulang kampung. Kebanyakan baru lulus kuliah seperti saya. Akhirnya ada teman yang mengusulkan untuk keluyuran, ke pantai karanggoso. Pantai karanggoso ini adalah pantai favorit warga Trenggalek. Pasir pantainya putih, ombaknya tidak terlalu kencang. Menjelang keberangkatan ternyata banyak yang membatalkan rencana. Kebanyakan takut dekat dekat pantai karena cuaca ekstrim. Akhirnya tersisa tiga orang saja. Gapapa wis, bismillah, berangkat.

Ditengah jalan saya mencetuskan ide untuk mampir juga ke guo lowo pas pulangnya dari pantai. Di artikel selanjutnya akan saya ceritakan lebih detail tentang guo lowo. Kami memutuskan mampir soalnya ada yang sama sekali belum pernah kesana. Saya dan satu lagi teman saya sudah pernah tapi entah kapan. Lupa. Pas masih kecil pokoknya.

Akses jalan menuju pantai banyak yang rusak. Keliatannya struktur tanah di daerah ini memang labil. Banyak ruas jalan yang ambles. Jadi buat bro bro semua yang pingin kesini harus ekstra hati hati. Apalagi di blind spot di tikungan yang curam. Karena tahu tahu bisa disambut lubang di jalan.

Ini juga pertama kalinya Byson saya benar benar saya gunakan di medan pegunungan. Sebelumnya juga pernah sih tapi tidak sepanjang ini. Lumayan enak. Ada beberapa yang bercerita Bysonnya lemot di tanjakan. Tapi kemarin tidak saya temui. Persneling minimal 2. Saya berboncengan dengan teman dengan postur yang hampir sama dengan saya, lumayan “berbobot” hehe. Satu teman saya membuntuti di belakang dengan suzuki smashkin di depan.

Setelah sempat ngiyup sebentar karena hujan (sekali lagi saya jadi sales yamaha menjelaskan byson ke orang orang yang berteduh) saya pun melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian saya sampai di loket tiket. 3 orang dan 2 motor kena 13500, murah kan? Saya juga “didiskon” sehingga hanya membayar 10rb saja, tentu saja tiket yang diberikan juga “didiskon”.

Perjalanan diteruskan. Tak lama, pantai sudah menyembul diantara pegunungan. Hmm…..indah bro.. Berhenti bentar foto foto sambil ngrusuhi orang pacaran..xixixi. Puas foto foto dan mblakrak ke bukit untuk mencari angel foto yang sip sampe ngesot ngesot karena licin habis hujan, menujulah kami ke pantai.

Ternyata ramai. Heran saya. Padahal anak sekolah nggak libur lo. Kebanyakan mereka masih usia sekolah. Cangkruk dulu di pasir duduk di atas karang kecil, sambil menikmati pemandangan yang diarsiteki gusti yang menciptakan hidup. Pantai memang khas. Nggak hanya yang terlihat di mata. Tapi terasa di seluruh panca indera. Suara debur ombak, aroma laut yang asin, angin pantai yang menyentuh kulit. Semua menjadi satu. Nikmat… Mungkin gak usah banyak cincong, silahkan nikmati dan bayangkan sendiri keindahan nya dengan foto foto di bawah.

jalannya banyak yang rusak bro..

ngaso dulu bentar....

sejuk... sepoi sepoi...

dermaga kayu ini juga mulai rusak

Pantai dan byson... sama sama indah..



0 komentar: