Mungkin ini sepele, dan mungkin sudah banyak yang tahu. Tapi siapa tau ada yang belum tahu (seperti saya dulu). Saya bingung bagaimana me reset trip meter di speedometer yamaha byson. Buku panduan pemilik sudah saya ubek ubek belum juga ketemu. Akhirnya pas saya servis saya tanya ke mekanik senior di dealer. Ternyata simpel. Cukup menekan tombol "select" agak lama. Trip meter otomatis akan berubah menjadi "0".
Semoga bermanfaat...
Jumat, 29 Oktober 2010
Cara me - reset trip meter speedometer yamaha Byson
Rabu, 27 Oktober 2010
Sulitnya menjadi berbeda di antara mainstream (Safety Riding Campaign)
Untuk kesekian kalinya saya menempuh 150km lagi. Seperti 2 perjalanan saya yang lalu kali ini saya juga memakai safety gear yang lumayan lengkap (walaupun belum terlalu bagus). Memang sih kalau sepintas dilihat kelihatannya agak lebay atribut yang saya kenakan. Tapi untuk tujuan safety saya cuek bebek saja...toh lawong saya juga nggak telanjang to.
Namun, karena atribut saya yang agak "berbeda" mungkin menjadi mencolok di kerumunan kendaraan. Apalagi ditambah Byson yang saya pakai belum terlalu banyak populasinya. Jadi yang melihat agak agak heran gimana gitu. Malah yang paling keliatan jelas seperti pengalaman saya tadi. Ada sepasang cowok - cewek yang cekikikan melihat saya. Eee.. ladalah. Yang cewek masih pake seragam sma (walaupun dari wajahnya sudah cocok kalau kuliah semester 6), yang cowok pakai jaket kulit imitasi, celana pendek, sendal jepit, berkali kali melirik ke spion. Mungkin batin mereka "ini apa to", "wong kok lebay".
Sebenarnya saya memakai protektor bukan untuk gaya gaya an, biar disangka pembalap atau apa. Namun lebih ke semakin besarnya kesadaran saya kalau jalanan itu berbahaya. Saya memang suka sekali motor, tapi saya nggak ingin terjadi sesuatu (naudzubillah..) pas saya berkendara di jalan. Toh Tuhan tidak akan mengubah nasib kalau kita tidak berusaha kan? misal kan saya sudah ditakdirkan saya kecelakaan (jangan sampe) hari sekian jam sekian, setidaknya saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kemungkinan terburuk. Memang Hidup mati ada di tangan - Nya, tapi kita kan nggak boleh seenaknya.
Mari kita menjaga diri kita dengan sebaik baiknya, dan berusaha menghargai rang lain yang ingin menjaga dirinya. Keep riding, keep safety!!
Senin, 25 Oktober 2010
"Organ - organ" Yamaha Byson Yang Mungkin Jadi Sasaran Modifikator plus harganya
Pelek:
front cast wheel 732.000
rear cast wheel 864.000
Suspensi depan/
front fork 1.613.000
headlamp (lengkap) 838,500.
Speedometer / meter assy 578.000
Knalpot / exhaust 1,295,500
Ini kelanjutan dari postingan saya terdahulu mengenai part part byson yang menarik untuk bahan modifikasi (bisa di klik di sini ).
sumber: http://parts.yamaha-motor.co.id/ypec_b2c/
Suzuki GS 150 calon pendatang baru di kelas 150cc
Kelas 150 cc sebentar lagi akan bertambah rame melihat suzuki yang keliatannya akan meluncurkan produk baru. Mari kita lihat apa yang akan coba ditawarkan oleh pabrikan suzuki ini:



Pilihan warna yang tersedia di india.
Mengenai spesifikasi mesinnya tidak ada perbedaan signifikan dengan kompetitor. Mesin 149.5 cc nya bisa menyemburkan 13,8 bhp. Yang berbeda mungkin transmisinya yang 6 percepatan. Lainnya tidak perbedaan yang signifikan. Konsumsi bbm sekitar 50-55 km/lt. Untuk masalah harga Suzuki GS 150 ini di showroom Delhi India dilepas seharga Rs. 59,000 atau setara dengan 11.858.400 rupiah. Lebih murah dari pada FZ atau Byson.
Lebih detail spesifikasinya:
Overview | |
Make | Suzuki |
Model | GS 150 R |
Fuel Tank Capacity | 15.5 Liters |
Dimensions | |
Length | 2095 mm |
Width | 775 mm |
Height | 1120 mm |
Wheelbase | 1340 mm |
Ground Clearance | 160 mm |
Seat Height | 790 mm |
Curb Mass | 149 kg |
Engine | |
Type | 4-stroke, Air-cooled, SOHC |
Displacement | 149.5 cc |
Transmission | 6-speed (1-down, 5-up) |
Starting | Electric, Kick |
Max. Power | 13.8 bhp @ 8500 rpm |
Max. Torque | 13.4 Nm @ 6000 rpm |
Suspension | |
Front Suspension | Telescopic, Coil Spring, Oil Damped |
Rear Suspension | Swingarm Type Coil Spring, Oil and Damped |
Brakes | |
Front | Hydraulic single disc |
Rear | Drum |
Tyre Size | 2.75-18 42P - front 100/90-18 M/C 56P - rear |
sumber:
http://www.2wheelsindia.com/2008/11/suzuki-launches-150-cc-gs150r-in-india.html
http://lifestyle.iloveindia.com/lounge/suzuki-gs-150-r-review-4566.html
Minggu, 24 Oktober 2010
Cuaca Ekstrim
Alam ini keliatannya sudah semakin sepuh ya bro. Ibarat manusia dah sakit sakitan. Apalagi Kurang terawat. Tebang sana sini sesukanya. Akibatnya alam pun mengamuk. Cuaca nggak tentu. Kadang puanas. Kadang hujan dueras. Seperti yang saya alami kemaren. Setelah dibohongi kampus (katanya pembagian toga wisuda..ee..pret toga belum ada) saya akhirnya pulang dulu. Untuk kesekian kalinya saya menyusuri rute 150km. Setelah mampir sebentar di rumah kakak saya meneruskan perjalanan. Perasaan sudah nggak tenang melihat mendung menggantung di langit di arah yang saya tuju. Yup, saya berkendara menyongsong hujan.
Ketika hujan masih rintik rintik saya menepi untuk mengenakan jas hujan. Fiuh, ribet. Protektor yang saya pake menyulitkan saya memakai jas hujan. Akhirnya setelah berkutat beberapa menit perjalanan saya teruskan. Udara semakin dingin dan basah. Akhirnya hujan yang saya songsong inipun tiba. Fiuh, deras banget bro. Mungkin ini hujan paling deras yang saya alami. Pandangan cuma beberapa meter. Visor helm sama sekali nggak jelas untuk melihat karena seperti sungai sakin derasnya air. Kalau visor dibuka beberapa menit aja mata sudah pedih. Karena selain hujan yang sangat deras angin pun kencang. Helm suaranya klotak klotak air hujan. Sebenarnya pernah sih saya mengalami kaya gini. Tapi bedanya dulu saya nyetir mobil. Jadi nggak begitu terasa, cuma jalan super pelan. Nah ini, saya benar benar merasakan kemarahan alam. Jalan cuma 20 an km/jam. Karena hampir buta saya sengaja ngikut truk di depan saya. Selain sebagai perlindungan dari angin, lampu di pojok kanan dan kiri truk saya jadikan panduan lebar jalan. Jadi saya mengambil jalur di tengah tengah lampu. Ini penting sekali. Karena jalan raya juga tidak terlihat karena tergenang air hujan. Semacam banjir kecil. Tidak jelas mana aspal mana tanah. Banjir ini juga membawa petaka. Banyak batu batu yang keliatannya lumayan besar terbawa ke jalan. Terasa sewaktu saya lindas agak oleng. Sebenarnya kondisi ini sudah nggak safe lagi untuk meneruskan berkendara. Memang sih sebaiknya menepi dulu menunggu agak reda. Tapi sudah kepalang basah. Terasa "jerohan" saya basah mungkin air hujan sudah masuk ke sela sela jas hujan. Kalau saya menepi dengan baju yang sudah basah ini malah tambah masuk angin. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Hujan deras ini juga memakan korban. Dua buah truk satu hino satu toyota saling cium hingga kepala truk penyet dan melintang di tengah jalan. Muatan truk toyota yaitu tebu berceceran di jalan. Truk toyota ini juga menabrak kios kecil di tepi jalan. Setelah truk hino yang melintang dipinggirkan lalilintas bisa bergerak kembali.
Jantung tambah dag dig dug sewaktu saya melintasi areal persawahan yang sepi. Petir menyambar nyambar. Jelas sekali sinarnya di langit kelam. Apalagi saya baru baca dikoran gadis remaja di jawa tengah tewas tersambar petir. Dalam situasi seperti ini memang hanya bisa pasrah. Terasa sekali kalau manusia itu memang benar benar kecil. Nggak ada apa apanya deh dibandingkan sang pencipta. Lawong "cuma" dikasih hujan bentar gitu aja dah banjir, semua dah morat marit. Jadi malu saya mengingat kesombongan yang pernah saya lakukan.
Rasanya penderitaan saya memang belum berakhir. Indikator bbm kelip kelip minta diisi. Jadi nyesel saya nggak ngisi bensin dulu tadi. Apalagi malemnya si Byson saya bawa muter muter jadi bbm nya terkuras. Saya pun mampir ke sebuah pom bensin. Ee.. ternyata tidak beroperasi karena banjir. Mesin mesinnya bahkan sampe ditutup terpal menghindari terjangan angin. Ya sudah, perjalanan saya teruskan. Sembari harap2 cemas semoga bbm nya cukup. Akhirnya agak jauh saya ketemu pom lagi. ALhamdulilah yang ini beroprasi. Saya mencari cari uang yang sudah saya siapkan saya selipkan di sarung tangan. Lakok amblas entah kemana. Fiuh. Dompet saya taruh di dalam tas dan sulit mengambilnya, apalagi hujan. Susah payah saya merogoh2 kantong celana di dalam jas hujan saya, sambil sekali lagi jadi salesman yamaha menjelaskan yamaha byson ke pegawai pom. Alhamdulilah ketemu 10rb. Lumayan...
Alhamdulilah juga setelah beberapa saat hujan sudah tidak segila tadi. Saya bisa melaju 60 an km/jam. Dan akhirnya bisa sampai rumah dengan selamat. Basah kuyup walaupun sudah pakai jas hujan. Termasuk tas saya walaupun sudah pakai cover tetep basah saking derasnya hujan. Sehabis mandi cepet cepet saya mandiin byson yang sekarang berwarna cokelat.
Kamis, 21 Oktober 2010
nyaris aja bro..!
Sebenarnya kejadiannya kemarin tapi baru bisa posting sekarang. Kemarin saya touring lagi ke malang rencananya mau ada perlu ke kampus. Semuanya berjalan normal. Cuaca cerah, lalu lntas juga tidak terlalu ramai. Lumayan nikmat ridingnya. Tapi di tengah perjalanan ada sesuatu hal yang membuat jantung saya deg deg serr. Ketika saya melintasi jalan yang kanan kirinya merupakan areal persawahan saya ketemu dengan kakek kakek naik sepeda kuno, telanjang dada, dan pakai kulot warna hitam. Khas kostum kesawah. Nggak ada yang aneh sih dengan bapak ini kecuali karena tingkahnya nyawa saya diujung tanduk. Pas mau saya salip si kakek kakek ini dengan santainya tidak ada angin tidak ada hujan nyleot nyelonong menyebrang jalan. Tanpa tengok kanan kiri tanpa memberi sinyal apapun. Modiarr! Saya ngerem sejadi jadinya. Ban belakang ciat ciet gak karuan. Setang saya tahan biar nggak terlempar karena mengerem mendadak. Tau nggak, si kakek kakek ini setelah sampainya di sebrang jalan, menyandarkan sepeda tuanya dan ngeloyor santai. Dia nggak tahu sama sekali ada orang dibelakangnya yang nyaris celaka.
Pikiran saya melayang beberapa tahun lalu. Mirip mirip dengan ini. Bedanya dulu karena saya ngeremnya terlalu kenceng akhirnya saya jatuh bangun sendiri. Dulu situasinya beda. Waktu itu saya pake Shogun 125 sekarang Byson yang notabene lebih stabil. Namun kasusnya sama. Saya menghindari orang blo'on (saya lupa bebek tipe apa yang dipakai) nyebrang. Dulu malah jauh lebih menyakitkan. Ketika saya ndlosor gedubrakan orang yang nyebrang tadi cuma menoleh sebentar lantas berlalu. Asem.
Alhamdulillah kemaren saya masih diberi keselamatan. Alhamdulillah Byson saya yang masih kinyis kinyis ini selamat.
Hati hati bro. Sadar berlalu lintas saja ternyata tidak cukup. Karena banyak disekeliling kita orang orang ceroboh yang karena kelakuannya bisa mengancam nyawa kita. Dan kalau hal buruk itu terjadi, bahkan helem dan body protector paling wahid pun belum tentu bisa menyelamatkan kita. Pasrahkan diri kita sama yang diatas. Berdoa sebelum berangkat dan selama perjalanan.
Selasa, 19 Oktober 2010
Yamaha Scorpio Z lama belum pensiun?
Iseng - iseng membuka website ymki. Ada sesuatu yang menarik setelah saya mengklik "sport". Yup, Yamaha Scorpio lama ternyata masih dipajang. Berarti YMKI jualan scorpio dengan 2 versi yaitu versi lama dan versi baru yang baru baru ini diluncurkan bareng byson di Bromo. Kenapa ya? apa stok pio lama masih banyak? atau memang dua duanya masih diproduksi untuk memperluas segment? yah, konsumen lah yang akhirnya berhak menentukan. Mau pio lama walaupun desain jadul tapi lebih murah dan lebih bertenaga atau pio baru dengan harga lebih mahal tapi powernya lebih rendah dari pio lama. Spesifikasi detailnya sebagai berikut
Yamaha Scorpio lama
Price : Rp. 22.050.000,-
Harga On The Road untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Tipe Mesin | : | 4 Langkah, SOHC Pendingin Udara |
Diameter Langkah | : | 70 x 58 mm |
Volume Silinder | : | 223 cm |
Susunan Silinder | : | Silinder Tunggal Tegak |
Perbandingan Kompresi | : | 9.5 : 1 |
Power Max | : | 19 ps / 8,000 rpm |
Torsi Max | : | 1.86 kgf.m / 6,500 rpm |
Sistem Pelumasan | : | - |
Oli Mesin | : | - |
Radiator | : | - |
Karburator | : | - |
Putaran Langsam | : | - |
Saringan udara | : | - |
Transmisi | : | 5 Kecepatan (1-N-2-3-4-5) |
Kopling | : | Manual |
Caster / Trail | : | - |
Rasio Gigi | : | - |
Sistem Starter | : | Kick & Electric |

Yamaha Scorpio Baru
Price : Rp. 23.500.000,-
Harga On The Road untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Spesifikasi mesin
Tipe Mesin | : | 4 Langkah, 2 Valve SOHC, Berpendingin Udara |
Diameter Langkah | : | 70,0 x 58,0 mm |
Volume Silinder | : | 223 cm |
Susunan Silinder | : | Cylinder Tunggal / Tegak |
Perbandingan Kompresi | : | 9,50 :1 |
Power Max | : | 13.4 kW@8.000 r/min (18.2 PS@8.000 r/min) |
Torsi Max | : | 17.5 Nm@6.500 r/min (1.78 kgf-m@6500 r/min) |
Sistem Pelumasan | : | Basah |
Oli Mesin | : | Total : 1,4 Liter / Penggantian Berkala : 1,2 Liter |
Radiator | : | - |
Karburator | : | (MIKUNI) BS30 x 1 |
Putaran Langsam | : | - |
Saringan udara | : | - |
Transmisi | : | 5 Kecepatan (1-N-2-3-4-5) |
Kopling | : | Basah, Kopling manual, Multiplat |
Caster / Trail | : | - |
Rasio Gigi | : | - |
Sistem Starter | : | Electric Starter dan Kick Starter |
Bajaj pulsar 220 cc telanjang dan Bajaj Pulsar 180cc orange
Artikel selingan. Bajaj Pulsar 220 Lama ditunggu nggak masuk masuk juga di Indonesia. Apa nungguin yang satu ini ya? Bajaj Pulsar 220 lama memakai half fairing yang mungkin bagi sebagian mata orang indonesia (termasuk saya) terasa aneh. Nah, versi telanjang ini lebih masuk akal desainnya. Syukur - syukur dengan ini cost nya bisa lebih ditekan sehingga harganya bisa lebih murah.
Nah yang ini Bajaj Pulsar 180 limited edition di india sono. Warnanya orange. Namanya juga limited edition, beberapa pernak pernik juga disesuaikan. Harganya lebih mahal daripada pulsar 180 biasa.
Yamaha SZX versi pahe dari Yamaha fz alias yamaha Byson
Varian motor sport di india memang seabrek mengingat disana nggak ada bebek. Demikian juga dengan pabrikan yamaha di india. Untuk seri FZ saja ada 3 pilihan, yaitu fz yang sebelas dua belas dengan byson, FZS yang sama dengan FZ tapi dengan warna warna lebih sporty plus visor, yang terakhir Fazer yaitu FZ dengan half fairing (nggak banget deh untuk disini kayaknya). Dan sekarang ada lagi varian baru untuk kelas 150cc yamaha. Yaitu yamaha SZ dan SZX. Keduanya sama cuma yang SZX "agak" sedikit lebih mewah dengan adanya visor.
SZ dam SZX ini ditujukan untuk segmen di bawah FZ atau byson. Tapi menurut saya masih tetep keren desainnya. Masih ada aura FZ terutama di tangki. Berbeda dengan FZ, SZ ini masih tromol (bakal diserang habis habisan nih kalau dikeluarin disini masih tromol). Suspensi belakang pun masih stereo. Untuk harga SZ ini ditawarkan seharga 49000 rupee atau setara dengan 9.885.225 rupiah (gak usah kaget..motor di india memang lebih murah, hehe). Sedangkan FZ disana, lebih spesifik lagi di Bangalore/karnataka adalah 75099 rupee atau setara dengan 15.150.425 rupiah. Selisih lumayan banyak ya?
Menarik sekali seandainya YMKI menghadirkan SZ disini, tentunya dengan terlebih dulu ditambah cakram kalau nggak mau dicaci maki fans berat honda. Toh paling nambah 1jt sekian. Masih tetap murah. Kalau itu terjadi hmmm..., siap siap Thunder 125 dan Pulsar 135 terlibas. Lawong ini cc nya lebih besar, desain lebih yahud dan fresh. Mari berandai andai. Kalau FZ disana dibandrol 15jt sedangkan disini 20 jt berarti nambah 5 jutaan. Berarti ini 10jt ditambah 5 juta jadi 15jt. Masih mumpuni untuk head to head harga dengan Thunder 125.
Lebih detail spesifikasinya sebagai berikut
Engine
Engine type | Air-cooled, 4-stroke, SOHC |
---|---|
Displacement | 153 cc |
Bore & Stroke | 58.0 × 57.9 mm |
Compression ratio | 9.5:1 |
Maximum power | 12.1PS / 7,500 rpm |
Maximum torque | 12.8N.m / 4500 rpm |
Starting system | Electric Start + Kick Start |
Lubrication | wet sump |
Cylinder layout | Single cylinder |
Clutch type | wet, multiple disc |
Ignition system | C.D.I |
Fuel supply | Carburettor |
Battery | 12 V, 5 AH (10 AH) |
Headlight | Halogen bulb (12 V, 35/35 W) |
Primary/Secondary reduction ratios | 3.409/3.000 |
Tranmission type | 5 gear constant mesh |
Caster/Trail | 26 degree/99 mm |
Gear ratios | 1st=2.714, 2nd=1.789, 3rd=1.318, 4th=1.045, 5th=0.916 |
Frame type | Diamond |
---|---|
Front suspension | Telescopic |
Rear suspension | Swingarm |
Front brake | Drum(150 mm) |
Rear brake | Drum (130 mm) |
Front tyre | 2.75-17 41P |
Rear tyre | 100/90-17 55P |
Overall length x width x height | 2,050mm x 730mm × 1,100mm |
---|---|
Kerb Weight | 132 kg |
Wheelbase | 1,320mm |
Minimum ground clearance | 165mm |
Engine oil volume | 1.0 litres |
Fuel tank capacity | 14 liters |
Seat Height | 802 mm |
tambahan, di salah satu blog india disebutkan konsumsi bbm nya nyampe 70km/liter. Gak tau falid ato nggak tapi kalau ini benar, merupakan konsumsi bbm yang fantastis untuk sport 150cc.
Silahkan cermati bentuk nyatanya...



Mencermati Bajaj Pulsar 135
Sebenarnya selain yamaha Byson yang alhamdulillah sekarang dah nangkring di garasi, saya juga "agak" kepingin bajaj pulsar 135. Dengan power 13,5 hp yang notabene setara dengan sport 150 cc walaupun cuma 135 cc. Selain itu berdasarkan review review yang saya baca konsumsi bbm nya lumayan irit. Desainnya juga beda dengan saudara saudara nya sesama pulsar. Yang ini kesannya ramping. Dan yang paling menggiurkan harganya setara dengan harga bebek, ckckckck.
Kualitas motor india sudah terbukti di sini, jadi walaupun bukan merek jepang sepertinya tidak masalah. Tapi yah ada yang mengganjal. Mengingat jaringan servis nya yang belum sebanyak merek jepang membuat kuatir. Apalagi di tempat tinggal saya tidak ada dealer bajaj.
Senin, 18 Oktober 2010
Sarung motor anti debu murah meriah bro! 18 ribu an....
Stop! Saya nggak jualan bro, cuma sekedar membagi tips saja. Rumah saya terletak di pinggir jalan besar yang ramai. Jadi debu debu, walaupun sebenarnya tidak diundang sering sekali mampir ke rumah saya. Si debu ini pun nemplok ke yamaha byson saya. Memang nggak tahu diri si debu ini, padahal si byson barusan saya cuci. Tapi sekarang saya dah tenang. Si byson aman dari debu. Jadi kinclong setiap saat. Mau mau mau? Berikut saya bagi ilmunya.
Nggak usah punya ilmu jahit menjahit. Yang penting punya gunting dan lilin beres dah. Pertama tentu beli kainnya. Saya pakai kain sejenis parasit yang dipakai untuk toga wisuda (baru tahu saya ternyata toga mahal yang saya beli itu murah harganya...asem), semeter 6rb. Satu motor cukuplah 3 meter, jadi 18 ribu. Kain parasit ini punya keuntungan mudah dibersihkan. Kalau kena debu kibaskan saja, pasti rontok tuh debu. Kemudian, pinggir kain bisa habis kalau nggak diselamatkan karena benangnya terurai satu satu. Pinggirnya saya bakar pake lilin. Agak sedikit belepotan sih, tapi kalo nggak diamati nggak keliatan kok. Kalu mau lebih sip bisa diobras, dibawa ke penjahit. Murah juga kok. Rapi. Tapi saya malas ke tukang jahitnya..hehe.
Kemudian,...ya sudah. Selesai! Hehe. Tinggal di selimutkan ke motor kesayangan. Motor jadi aman dari debu, anget, nggak digigit nyamuk!selamat mencoba!
Cara / Prosedur Inreyen yang Benar Menurut Pabrikan
Dari dulu saya paling bingung gimana caranya inreyen motor yang benar. Ada teman saya yang menginreyen jupie z, dengan menjalankannya maksimal di gigi 2. Hasilnya? Motornya lemot abis. Ada lagi yang langsung dipake kebut kebutan (saya juga pernah) katanya biar mesinnya nggak ngalem. Tapi kan sesuatu yang berlebih lebihan pasti memiliki efek, mungkin nggak sekarang, klo nanti pas garansinya habis gimana hayo?
Nah, mungkin untuk tata cara inreyen kita bisa merujuk ke pembuat motor itu sendiri. Kan mereka yang merancang dan membangun motor to, pasti mereka juga tahu bagaimana sebaiknya mengoperasikan motor ini untuk pertama kali. Petunjuk prosedur ini saya ambil dari buku petunjuk pemilik yamaha byson saya, halaman 5.
Menurut buku petunjuk masa yang paling penting adalah 0-1000km, tidak boleh menggunakan motor yang menyebabkan panas berlebih untuk menjaga part part mesin yang masih baru mendapatkan kelonggaran yang cukup. Untuk detailnya cara inreyen berdasarkan jarak tempuh bisa dilihat di bawah ini:
0-500km
Hindari pemakaian dengan putaran mesin diatas 5000rpm
Setiap 1 jam matikan mesin untuk pendinginan 5 – 10 menit
Ubah kecepatan dari waktu ke waktu, jangan menjalankan kendaraan dengan posisi gas dan kecepatan tetap
500 – 1000km
Hindari pemakaian dengan putaran mesin di atas 7500 rpm
Gunakan semua posisi gear sesuai kebutuhan jangan membuka gas penuh
Setelah 1000 km ganti oli bersihkan saringan oli kertas dan kawat (saya baru 500 sekian km dah saya ganti olinya..hehe..gpp wis ntar diganti lagi)
1000 km ke atas
Sepeda motor dapat dijalankan dengan normal dengan berbagai kecepatan
Berarti menurut petunjuk diatas inreyen itu sampe 1000 km ya? Berarti masih kurang nih byson saya.
Semoga bermanfaat....o iya, ada satu lagi yang menarik, buku petunjuk ini edisi desember 2009, berarti sebetulnya awal tahun 2010 ini dah siap brojol ya si byson. Mungkin yamaha menunggu momen tepat dibarengkan sama brojolnya new mega pro.
150 km pergi 150 km pulang
Akhirnya turing sebenarnya sama si Byson saya kesampaian juga. Karena ada keperluan di kampus untuk mengurusi wisuda saya berangkat ke malang. Rute yang dilalui lumayan beragam dari jalan juelek, agak jelek, lumayan, sampai bagus. Dari datar sampai naik turun. Ini pertama kalinya saya lumayan agak lama naik byson, kira kira 3 jam an lah. Pelan – pelan soalnya. Karena masih dalam masa inreyen saya gak begitu berani grusa grusu betot gas seenaknya. Memang sih ada yang berpendapat kalo masa inreyen justru saatnya tarik gas dalam dalam, biar mesin nggak manja soalnya. Tapi saya ambil aman saja... walaupun mesin digaransi tapi kan males klo motor masih muda dah bermasalah mesinnya.
Kali ini saya juga memakai knee dan elbow protector axo yang baru saya beli. Awalnya agak rikuh gak enak gimana gitu. Tapi memakai safety gear seperti ini ikut mempengaruhi psikologis saya. Entah kenapa jadi lebih ati ati lagi ridingnya.
Kesan saya naik byson untuk jarak jauh cukup nyaman (nggak tahu deh kalau sebagai boncenger, joknya imut soalnya). Mungkin karena bannya gendut lubang lubang kecil gak terasa. Libas saja. Gimana dengan konsumsi bbm? Sebenarnya belum saya ukur secara pasti, tapi gambarannya begini. Berangkat fuel meter habis dan ada tanda kelip kelip. Saya isi 10 rb (ngirit mode on..hehe..) fuel meter jadi 2 bar. Di tengah jalan pas tinggal 1 bar saya isi lagi 10rb sekalian ngaso di pom, sekarang 3 bar. Sampai rumah masih 1 bar. Jadi untuk menempuh jarak 150 an km, 20rb masih sisa 1 bar. O iya, kecepatan rata – rata 80 km/jam. Berdasarkan pengalaman saya 1 bar itu lumayan banyak. Bisa untuk muter muter lumayan jauh sebelum akhirnya kelip kelip tanpa bar. Lumayan irit lah. Dulu saya pake mega pro (yang lama) kira kira habis 20rb cuma sisa dikit, ini masih sisa banyak.
Terakhir, seperti biasa di waduk lahor saya sempatkan berhenti sejenak, ambil beberapa foto dari kokpit yamaha byson..

Sabtu, 16 Oktober 2010
Hanya ada satu raja di sebuah kerajaan
Moto gp sudah memiliki juara baru untuk musim ini. Jorge Lorenzo memboyong gelar juara setelah rival terdekatnya Pedrosa ndlosor. Bolehlah kalau disebut raja baru balapan motor di dunia. Selain karena skill yang yahud, prestasi lorenzo kali ini juga sedikit banyak ada keberuntungan. Karena Si raja lama V Rossi mengalami cidera yang lumayan parah sehingga harus absen beberapa kali dan tidak bisa optimal walaupun sudah bisa kembali ke trek. Dan akhirnya si raja lama ini juga memutuskan hengkang ke tim ducati.
Dalam sebuah tim moto gp ada yang namanya pembalap kw 1 dan pembalap kw 2. Nah, dalam kasus rossi dan lorenzo ini masing masing tidak mau disebut kw 2. Mulai dari soal bayaran yang siapa mau lebih banyak dari siapa dan lainnya. La terus gimana? hanya ada satu raja untuk sebuah kerajaan. Mau nggak mau salah satunya harus hengkang, membuat kerajaannya sendiri. Demikian juga di kerajaan fiat yamaha. Sang pangeran karirnya mulai moncer. Sang raja merasa panas karena nggak mau dicap kw 2. Mending cabut, dan bisa dengan leluasa "menjahili"sang pangeran. Lawong masih satu tim saja Raja Rossi sudah gatal pingin main main dengan pangeran lorenzo. Sampe sang pangeran nggrundel dan bos tim ngomel ngomel. Tapi seperti biasa Sang raja Rossi ngeles dengan mudah, " ya ini yang disukai penonton!". Secara pribadi saya suka ini! hehe. Pokoknya nggak sampe kebablasan kaya sete gibernau dulu, kasihan juga.
Tahun depan sang raja membangun kerajaan baru ducati. Siap senggol senggolan dengan pangeran yang membela panji kerajaan fiat yamaha. Saya nggak sabar nunggu musim depan. Kalau bisa musim ini di skip saja langsung musim depan, hehe. Saya juga nggak sabar apa jadinya dengan repsol honda. Siapa yang jadi kw 2? stoner? atau pedrosa? jangan jangan apa yang terjadi di fiat yamaha sekarang juga terjadi di repsol musim depan? kita tunggu saja. Yang jelas kalau stoner dan pedrosa juga saling adu jotos walaupun satu tim pertandingan akan semakin menarik..
Selasa, 12 Oktober 2010
Turing Perdana Yamaha Byson
Setelah beres ke tukang las, dan tukang plat nomor perjalanan dilanjutkan ke rumah teman saya. Lokasinya agak sedikit pegunungan. Sekalian ngetes byson di tanjakan dan jalan yang berkelok kelok. Lumayan enak tenaganya untuk nanjak, tapi tetep, yang paling saya suka handlingnya. Nikmat sekali berkelok kelok di tikungan. Beberapa kali saya sengaja tidak mengerem dan sedikit rebah mengikuti tikungan. Ban gendutnya benar benar membantu memberikan rasa “pd” bermanuver. Walaupun jarak tidak terlalu jauh tapi menyenangkan. Turing selanjutnya akan menempuh jarak agak jauh sekitar 150an km.
Tidak lupa saya sempatkan dulu foto foto...hehe
Nomor Cantik, Plat Nomornya juga kudu cantik
Setelah mengoprek dudukan plat nomor di tukang las, saya langsung menuju tukang plat nomor. Teman saya menyarankan agar plat nomor dipermanis. Cat plat nomor bawaan memang kurang bagus. Warna putihnya ke mana mana. Nggak rapi. Rencananya platnya ditambahi lagi lapisan plat dibawahnya biar nggak cepet peyang, dicat ulang, terakhir cat putih diganti stiker fosfor biar kalau malem terkena sinar nomor cantiknya makin cling. Tempat plat nomor biru anodhized posh yang baru dibeli akhirnya ditendang.
Baiklah, serahkan semua sama ahlinya. Saya tunggu sambil ngobrol ngobrol. Lakok lama juga ternyata. Sampai hampir kehabisan topik pembicaraan saya nunggunya. Ditambah kebelet ke kamar kecil waktu serasa makin lama.
Akhirnya jadi juga. Atas saran tukang plat, dudukan sedikit digeser agar posisi plat lebih miring agar lebih jelas. Bagus sih, namun ini ternyata mendatangkan bencana. Mungkin karena kurang kuat mengencangkan bautnya, akhirnya pas perjalanan pulang dudukan plat kendor dan mengenai spatbor. Cat spatbor byson saya cuwil dikit. Sayang banget rasanya. Bingung mau diapain ini lokasi cat cuilnya. Mungkin ditumpuk stiker atau apa. Kepikiran juga di bagian cuwil ini mau saya kasih karet kecil jaga jaga kalau kena lubang parah dan plat nomor kena spatbor lagi lebih aman karena ada karetnya.
Beres sudah, dudukan beres, plat nomor beres, yah, walaupun spatbor harus cuwil dikit. Tp gpp, resiko. Sekarang sudah cukup kencang bautnya, semoga nggak kendor lagi.
Eksperimen dudukan plat nomor Yamaha Byson
Akhirnya plat nomor yamaha byson saya jadi. Ada senangnya ada juga nggak senangnya. Senang karena sekarang sudah benar benar legal mau muter muter kemana mana, nggak senang karena sadar bahwa desain byson akan “rusak” karena adanya plat nomor ini. Tau kan plat nomor depan byson letaknya di atas headlamp. Jadi bisa dikatakan ini adalah “windshield” atau ‘visor” paling aneh di dunia. Mau nggak mau saya pasang dulu di posisi “normal” sambil menyiapkan ide untuk dimodifikasi.
Akhirnya setelah bongkar –bongkar barang lama ketemu juga dudukan plat nomor variasi untuk honda GL saya. Setelah saya coba coba keliatannya bisa diakali dengan bantuan tukang las. Nggak pake lama akhirnya saya menuju ke tukang las. Setelah saya kelaskan panjang lebar pak tukang las nya pun paham. Sempat kendala baut yang susah dibuka, akhirnya saya bawa ke bengkel sebentar agar si baut bandel ini diketok pake obeng ketok. Masalah baut beres eksperimen dilanjutkan.
Saya sengaja membuat dudukan plat nomor mengikuti gerak tabung teleskopik bawah. Hal ini untuk mengurangi resiko plat nomor mentok sepatbor mengingat jarak yang mepet (pengalaman 2 kali sepatbor pecah, eh 3 kali ding, hehe). Dengan mengikuti gerak tabung teleskopik depan maka tidak mungkin mentok spatbor laawong spatbornya juga ngikut teleskopik bawah. Memang sih, agak kurang rapi, dan terkesan jadul, tapi mempertimbangkan faktor di atas saya memilih metode ini.
Setelah melalui proses potong – sambung akhirnya dudukan plat nomor saya jadi. Hmm.. lumayan daripada di atas headlamp. Cuma ada satu masalah lagi. Dudukan plat nomor depan byson menyatu dengan dudukan speedometer. Menyatu permanen, bukan sistem baut. Jadi kalau mau melepas harus dipotong, digergaji / digerinda. Nggak tega saya mau memotong dudukan ini. Motor masih kinyis kinyis kok sudah pake acara potong memotong. Akhirnya saya biarkan sembari berharap visor variasi untuk byson segera keluar di pasaran untuk menutupi dudukan plat nomor lama.
berikut foto foto proses pembuatannya..

ada "penampakan" byson di tukang las.... hehehe







Next article, mempercantik plat nomor byson...
Beli Byson kok nggak dapat tool kit ya?
Nggak tau ini Cuma terjadi sama saya atau juga pembeli byson yang lain. Yang jelas saya nggak dapet tool kit blas. Yah, minimal kunci busi lah. Saya juga nggak minta macem macem. Setelah telpon dealer pun katanya nggak ada, malah saya disuruh mengecek jok. Sudah saya cek tetep nggak ketemu. Buku petunjuk dan buku servis nya pun belum saya terima. Sudah saya tanyakan dan akan saya tanyakan lagi dan lagi ke dealernya. Saya Cuma dapet jaket dealer dan helm full face. O iya, Helm fullfacenya ukuran mini dan busanya tebel, jadi kepala saya nggak muat. Kalau dipaksa bisa pusing. Alhamdulillah kepala saya memang agak besar. Alhamdullilah karena badan saya juga tinggi besar, pasti lucu kalau kepala saya kecil.
Bingung ini mau diapain helm. Padahal desainnya lumayan kerenn...Sudah sni emboss, busa juga bisa dilepas untuk dicuci. Mesti keluar dana lagi beli helm “ukuran normal”.
Ralat: tool kitnya dah ketemuu!hehe, buku servis dan buku petunjuk dah dikasih sama dealer
Rabu, 06 Oktober 2010
Pertama Kalinya Belanja Online
Selasa, 05 Oktober 2010
"Organ - organ" Yamaha Byson Yang Mungkin Jadi Sasaran Modifikator
Sebenarnya sebelum Byson keluar pun sudah banyak modifikator yang berburu part nya untuk bahan modifikasi, semisal head lamp. Apalagi sekarang, setelah Byson resmi beredar di jalanan Indonesia. Selain menjual motor, pabrikan tentu saja menyediakan part nya. Nah inilah yang biasanya menjadi buruan. Part apa saja yang menarik untuk diadopsi di motor sport lain?
1. headlamp
Desain keren, secara fungsi pun bagus. Jelas banget menembus kegelapan malam.
2. Suspensi Depan
Dengan ukuran yang jumbo bisa untuk memperkekar tampilan. Selain besar juga tidak terlalu panjang, sehingga tampilan bisa lebih merunduk.
3. Speedometer full digital
Bentuknya mungil dan desainnya terkesan netral, cocok untuk diaplikasi sport, ayam jago bahkan bebek sekalipun
4. Velg lebar
Memang sih sudah banyak velg aftermarket dengan ukuran yang sama. Tapi bagaimana dengan ketahanannya? kalau enkei sudah terbukti kan....
5. Knalpot
Sebenarnya ukuran besarnya tidak murni karena knalpot, melainkan semacam pelindung panas yang terbuat dari material non logam. Secara desain sip, begitu juga fungsinya. Setelah saya pakai muter muter saya pegang pun nggak masalah. Tidak panas, cuma hangat tok. Cocok untuk melindungi kaki boncenger yang mulus.
so, tunggu apalagi?selamat berburu...