Jumat, 19 November 2010

Touring Sehari ke Pantai Karanggoso dan Guo Lowo, Trenggalek (part 2)


Puas ngubek ngubek pantai karanggoso kami pun bergegas meluncur ke guo lowo. Rute Guo lowo dan pantai karanggoso sejalur. Sebenarnya banyak sih yang sejalur. Ada pantai prigi, juga pantai damas. Namun karena waktunya terbatas dua saja yang dijelajahi. Itupun kaki sudah gempor..faktor usia keliatannya..xixi.

Sampai di gang menuju guo lowo sempat nggak yakin. Jalannya ancur bro! Kayak bukan tempat wisata. Perasaan dulu nggak gini deh. Untung dulu saya nggak jadi kesini pas pake sedan. Baret baret bisa digremeng bapak saya, hehe. Sampai di tkp lumayan sepi. Hanya beberapa motor terlihat. Bayar parkir 5000 untuk 2 motor. Tiket per orang 3000. Enaknya hidup di desa, tempat wisata murah meriah.

Menuju ke goa nya ternyata lumayan jauh. Kaki yang sudah gempor harus menempuh rute lumayan jauh lagi. Lagi lagi nuansa sepinya terasa. Jadi serasa tempat wisata pribadi. Sempat bertemu beberapa makhuk hidup yang baru keluar dari gua. Keliatannya penduduk sekitar. Mulai masuk gua terasa basah. Yup, saya jelaskan dulu ya bro. Goa lowo ini bawahnya sungai. Sungai? Yup. Duluuu banget, pengunjung harus berjalan di sungai itu. Di mulut gua banyak yang menyewakan pertamaxxx eh petromak. Sekarang sudah dibangun semacam jembatan. Pengunjung tidak perlu berbasah basah lagi. Juga ada lampu penerangan. Tapi, lampunya sengaja diset redup alias remang remang. Soalnya stalagmit dan stalgtit nya masih dalam masa pertumbuhan. Dikawatirkan kalau terlalu terang lampunya bisa merusak.

Lanjut lagi ceritanya. Memasuki area gua dari kejauhan ada penampakan “ornamen” bergerak. Hehe, bukan ornamen.. melainkan sepasang abg asik cipak cipuk memanfaatkan situasi gelap. Edan bener… si cewek nya pasti agak aneh. Lawong nggak romantis blas bro! Gelap, basah, sepi pol, cenderung serem dan angker. Saya saja sampe ser ser liat situasi sekitar. Tapi memang benar bang roma.. darah muda darahnya para remaja….hehe
Semakin kedalam semakin senyap. Bener bener sudah. Cuma kami dan dua ornamen bergerak tadi pengunjung gua ini. Asem.. ngeri! Apalagi gua ini lumayan panjang. Jangan bandingkan dengan misalnya gua maharani di tuban. Jauh lebih panjang yang ini. Kaki dah gempor kuadrat sekarang. Konon kabarnya gua ini tembus ke laut selatan bro. Belum ada yang menjelajahi sampai ujung. Jembatan yang disediakan pun tidak sampai akhir gua. Gua masih terus lagi. Entahlah kemana. Melihat lorongnya yang gelap saja sudah ogah saya. Dan memang pengunjung tidak diperbolehkan terus selain di jembatan yang disediakan.

Di dalam ada stalagtit stalagmit dengan bentuk unik unik. Ada beberapa yang diberi nama. Di langit langit bagian dalam gua ada cekungan besar. Mungkin kelelawarnya tinggal di situ. Banyak suara mencicit di atas. Tambah ngeri saja. Sampai diujung jembatan diarahkan berputar. Ternyata perjalanan kembali jauh lebih cepat terasa. Tau tau sudah sampe mulut gua. Ornamen hidup tadi masih ada. Jan jan. Melongok ke atas sudah capek duluan. Ratusan anak tangga siap menanti. Sampai diatas, kami ngos ngos an gak karuan. Asem. Hehe. Ada pengunjung lagi yang datang. Dari gaya bahasanya keliatannya dari sekitar malang. Ternyata pengunjungnya jauh jauh juga.

Peluh membasahi badan. Dan jeniusnya air mineral yang tadi dibeli, sama temen saya ditinggal di motor. Fiuh. Capek. Tapi menyenangkaaan!! Hehe.
Berikut foto foto selama disana…..

tarifnya...

awal rute...

kaki gempor bro...hehe

mulai masuk area gua mulai terasa seram...

yang tua yang tua... hehe

karena pengunjung cuma kami jadi lumayan serem... ini langit langitnya, sesekali air menetes

0 komentar: