Minggu, 11 Juli 2010

Selamat Tinggal Kawan

Pagi - pagi saya dikejutkan oleh beberapa sms dari teman - teman lama saya. Sms sms tersebut diawali kata yang sama "innallilahi wa innaillaihi roji'uun". Ya, Sms tersebut mengabarkan berita duka. salah satu teman sma saya telah berpulang ke rahmatullah karena kecelakaan.

Tidak jelas bagaimana kecelakaan itu terjadi. Teman - teman yang lain juga taunya dari forward an sms teman teman yang lain.

Memang jalanan Indonesia ini bagaikan pencabut nyawa yang mengintai setiap saat. Ruas jalan yang tidak sebanding dengan volume kendaraan, kondisi jalan yang buruk, minimnya rambu rambu lalu lintas kalaupun ada banyak yang sudah karatan tidak jelas atau tertutup pohon dan spanduk. Nyawa disini harganya murah. Tidak ada mobil ambulan yang meraung raung kalau ada kecelakaan. Kalau masih bernyawa diangkut ke rumah sakit dengan bak terbuka yang kebetulan melintas. Kalau sudah meninggal ditutupi daun pisan atau tikar. Ngeri saya membayangkannya.

Saya memimpikan suatu saat kondisi ini akan berubah. Semoga pendapatan negara semakin meningkat sehingga pembangunan khususnya sarana transportasi semakin baik. Saya memimpikan jalan raya minimal empat jalur. Dengan lebar yang cukup di setiap jaurnya. 2 jalur untuk roda empat dan 2 jalur untuk sepeda motor atau roda dua. Semua punya jalurnya sendiri sendiri dan tidak saling berebut. Tidak terhitung sudah berapa kali saya harus turun aspal dan hampir terjungkal ketika roda 4 dari arah berlawanan mendahului kendaraan lainnya. Terutama ukuran bus/ truk. Sama sekali tidak menyisakan pilihan lain selain turun aspal. Dengan teriakan keneknya yang sok menguasai jalan menyuruh yang lain minggir.

Semoga keadaan ini segera berubah.
Selamat jalan kawan..

1 komentar:

Mukhtarom Ali mengatakan...

ikut berduka cita